Tahukah
anda sama film mestakung atau Semeseta Mendukung sebuah film yang diproduser
oleh Putut Widjanarko dan di produksi oleh Mizan Productions dan Falcon Picture
atas sutradara John De Rantau,
Inilah
sipnosisnya :
“Film semesta mendukung bercerita tentang begitu kuatnya tentang
persahabatan, kecintaan pada sains, dan arti kasih ibu.Film ini terinspirasi
dari kisah-kisah kegemilangan putra-putri Indonesia mengangkat nama bangsa
Indonesia di kancah dunia internasional lewat pelbagai olimpiada sains.
Muhammad Arief (Sayef Muhammad Billah), anak dari sebuah keluarga miskin
dari Sumenep, Madura, sangat menggemari sains, khususnya fisika. Meski tinggal
jauh dari kota besar dan bersekolah dengan fasilitas yang serbaminim, Arief
tetap menekuni fisika
Arief tinggal bersama ayahnya, Muslat (Lukman Sardi), mantan petani garam
yang beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karena ladang garam sedang
dilanda paceklik. Lantaran kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan itu,
ibu Arief, Salmah (Helmalia Putri), terpaksa bekerja sebagai TKW di Singapura.
Setelah bertahun-tahun belum juga kembali, dan tidak pernah memberi kabar,
Arief sangat merindukannya. Arief bekerja di bengkel sepulang sekolah dengan
cita-cita mengumpulkan uang untuk mencari ibunya. Arief akan dibantu oleh Cak
Alul (Sudjiwo Tedjo)
Ibu Tari Hayat (Revalina S. Temat), seorang guru fisika, melihat bakat besar
yang dimiliki Arief. Berkat dorongan Ibu Tari, Arief ikut seleksi olimpiade
sains yang akan diadakan di Singapura. Namun, sesungguhnya Arief memiliki
agenda tersembunyi: menemukan ibunya di sana
Seleksi dilakukan oleh Pak Tio Yohanes (Ferry Salim) di Jakarta, yang
dibantu oleh Deborah Sinaga (Febby Febiola). Para peserta bersaing untuk lolos,
sekaligus menjalin persahabatan. Arief menjalin persahabatan dengan Muhammad
Thamrin (Angga Putra), dan Clara Annabela (Dinda Hauw). Akankah Arief berhasil
lolos seleksi dan ikut olimpiade fisika dunia? Dan apakah Arief menemukan
ibunya kembali?”
Film tersebut bertempat latar di desa Nambakor yaitu tempat tinggalku,
betapa bangganya kami sebagai warga desa Nambakor karena sutradara film merekrut
kru film sebagian dari warga desa Nambakor,
Dan yang
kami banggakan lagi yaitu Tempatnya rata-rata itu di lading-ladang garam, garam
merupakan simbol bagi warga desa Nambakor walau hanya sebagian warga yang
menggarap lahan pegaraman, Istilah nama Nambakor yaitu “Nambe’ ekor –okor” yang artinya tambak yang diukur-ukur karena desa
kami di bagi menjadi 2 yaitu sebelah timur lahan pegaraman yang luas dan
sebelah barat lahan pertanian yang luas juga,
Aku juga
heran mengapa film ini memilih nambakor ternyata setelah bertanya-tanya karena
Nambakor terkenal dengan areal lahan pegaraman yang luas dan pemandangannya
yang indah ketika sore dan pagi hari makanya kebanyakan latarnya pagi, sore dan
siangnya sedikit.
keren..thanks infonya
BalasHapusbalik liat ya.. http://seputarantariksa.blogspot.com
dibantu follow juga ya.. :D
kamu suka astronomi juga ??
BalasHapusmau bergabung belajar denganku :)