Tujuan cryptanalytic
attack adalah untuk mengetahui beberapa plaintext yang sesuai dengan
ciphertext yang ada dan berusaha menentukan kunci yang memetakan satu dengan
yang lainnya. Plaintext ini dapat diketahui karena ia merupakan standar
atau karena pendugaan. Jika suatu teks diduga berada di dalam suatu pesan,
posisinya mungkin tidak diketahui, tetapi suatu pesan lazimnya cukup pendek
sehingga memungkinkan cryptanalyst menduga plaintext yang diketahui dalam
setiap posisi yang mungkin dan melakukan penyerangan pada setiap kasus secara
paralel.
Suatu algoritma
enkripsi yang kuat tidak hanya mampu bertahan terhadap serangan plaintext yang
dikenal tetapi juga mampu bertahan terhadap adaptive chosen plaintext. Dalam
penyerangan ini, cryptanalyst berkesempatan memilih plaintext yang digunakan
dan dapat melakukannya secara berulang kali, memilih plaintext untuk tahap N+1
setelah menganalisis hasil tahap N.
Yang dimaksud
cryptanalytic attacks adalah usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh informasi ataupun data yang telah dienkripsi. Secara ringkas
terdapat tujuh macam basic cryptanalytic attacks berdasarkan tingkat
kesulitannya bagi penyerang, dimulai dari yang paling sulit adalah :
- Ciphertext-only attack. Dalam penyerangan ini, seorang cryptanalyst memiliki ciphertext dari sejumlah pesan yang seluruhnya telah dienkripsi menggunakan algoritma yang sama.
- Known-plaintext attack. Dalam tipe penyerangan ini, cryptanalyst memiliki akses tidak hanya ke ciphertext sejumlah pesan, namun ia juga memiliki plaintext pesan-pesan tersebut.
- Chosen-plaintext attack. Pada penyerangan ini, cryptanalyst tidak hanya memiliki akses atas ciphertext dan plaintext untuk beberapa pesan, tetapi ia juga dapat memilih plaintext yang dienkripsi.
- Adaptive-chosen-plaintext attack. Penyerangan tipe ini merupakan suatu kasus khusus chosen-plaintext attack. Cryptanalyst tidak hanya dapat memilih plaintext yang dienkripsi, ia pun memiliki kemampuan untuk memodifikasi pilihan berdasarkan hasil enkripsi sebelumnya. Dalam chosen-plaintext attack, cryptanalyst mungkin hanya dapat memiliki plaintext dalam suatu blok besar untuk dienkripsi; dalam adaptive-chosen-plaintext attack ini ia dapat memilih blok plaintext yang lebih kecil dan kemudian memilih yang lain berdasarkan hasil yang pertama, proses ini dapat dilakukannya terus menerus hingga ia dapat memperoleh seluruh informasi.
- Chosen-ciphertext attack. Pada tipe ini, cryptanalyst dapat memilih ciphertext yang berbeda untuk didekripsi dan memiliki akses atas plaintext yang didekripsi.
- Chosen-key attack. Cryptanalyst pada tipe penyerangan ini memiliki pengetahuan tentang hubungan antara kunci-kunci yang berbeda.
- Rubber-hose cryptanalysis. Pada tipe penyerangan ini, cryptanalyst mengancam, memeras, atau bahkan memaksa seseorang hingga mereka memberikan kuncinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan & Komentar Anda di Agung Blog