Tepat
pada tanggal 12 Oktober 2013, kami bersama-sama 2 komunitas yaitu Komunitas
Blogger Madura (Plat-M) dan Songenep Tempoe Doeloe (Sepoloe) melakukan ekpedisi
dan penjelajahan ke pulau Gili Iyang yang terletak di Kecamatan Dungkek,
Kabupaten Sumenep.
Didampingi
orang-orang hebat seperti Om Novi, beliau merupakan inspektorat atau badan
pengawas cagar budaya dari kemendikbud, beliau ikut serta dalam ekspedisi
tetapi tidak sampai menyebarang pulau dikarenakan masih banyak tugas dinas
menunggu.
Jam
10.00 WIB kita berkumpul di Taman Adipura Sumenep atau lebih familiar dengan
nama Taman Bunga, setelah sekian lama menunggu rekan-rekan lain menunggu
akhirnya jam 11.00 WIB kita putuskan berangkat pelabuhan Dungkek.
Setelah
menempuh perjalanan 30 Menit dari Taman Bunga (red. Taman Adipura Sumenep) kita
sampai di pelabuhan Dungkek, disana kami menunggu perahu dikarenakan sampai
saat ini perahu yang beroperasi sebagai penumpang itu hanya sekitar 10 unit
sementara perahu lainnya untuk keperluan menangkap ikan.
Akhirnya
jam 13.05 perahu datang dan kamipun berangkat menuju Pulau Gili Iyang yang
terkenal dengan Wisata Kesehatannya dimana disana merupakan salah satu
keajaiban dunia dengan kategori tempat dimana memiliki kadar oksigen tertinggi di
dunia, bahkan menurut cerita setempat rata-rata usia penduduk setempat
meninggal sampai 100 tahun keatas.
Setelah
13.50 WIB atau sekitar 45 menit perjalanan kita sampai di bibir Pantai Baan
Cemara dimana sebuah pantai yang dijadikan penduduk setempat sebagai pelabuhan
kapal-kapal mereka, kami disambut dengan pemandangan terumbu-terumbu karang
yang bagus, airnya jernih dan biru, setelah kami turun dari perahu e bibir
pantai kamipun juga disuguhi dengan pasir yang lembut.
Setelah
berjalan sekitar 10 meteran dari pantai, kami duduk sejenak menunggu alat
transportasi lewat, setelah 5 menitan kami menunggu akhirnya datang juga sebuah
“odong-odong”, dimana odong-odong tersebut adalah alat transportasi sebuah
motor dengan bak kecil dibelakangnnya, ternyata di pulau ini truk, pick-up,
mobil itu tidak ada sama sekali dan sepeda motorpun disana merupakan barang
mewah.
Setelah
kita berjalan menyusuri jalanan pulau, ternyata pulau ini sangat
memprihatinkan, dimana kondisi jalan yang rusak parah, tanah yang kering, sarana dan prasarana masih belum mendukung
bahkan listrikpun tidak ada, warga setempat menggunakan diesel yang setiap
bulannya mereka harus membaya sekitar 150 ribuan itupun hanya hidup pada waktu
malam hari, tetapi ada beberapa warga yang cukup kreatif yaitu dengan
mengandalkan pembangkit lsitrik tenaga panas matahari.
Begitulah
keadaan pulau ini yang sangat memprihatinkan, banyak orang pulau ini merantau
keluar pulau dikarenakan lapangan kerja di pulau ini sangat sedikit, mata
pencaharian sehari-hari penduduk-pun
tidak lain seorang petani dan nelayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan & Komentar Anda di Agung Blog