Sistem sidik jari (fingerprint) saat ini sudah banyak digunakan, baik
sebagai Attendance System (sistem absensi) maupun sebagai Access Control
(sistem pengontrol akses ke dalam suatu ruangan, tempat, atau ke dalam
sebuah sistem)
Pertanyaan yang seringkali terbersit dalam benak kita adalah,
bagaimana cara mesin ini mengenali sidik jari kita? apakah ketika
menempelkan jari posisinya harus tepat seperti ketika kita menempelkan
jari untuk disimpan supaya menghasilkan gambar yang sama? bagaimana jika
jari kita tergores atau terluka?
Untuk itu supaya bisa menjawabnya marilah kita mengintip sedikit mengenai bagaimana mesin scanner sidik jari bekerja.
PATERN
Secara umum, sidik jari dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut Henry Classification System, yaitu:
Perlu diketahui bahwa hampir 2/3 manusia
memiliki sidik jari dengan Loop Pattern, hampir 1/3 lainnya memiliki
sidik jari dengan Whorl Pattern, dan hanya 5-10% yang memiliki sidik
jari dengan Arch Pattern.
Pola-pola seperti ini digunakan untuk
membedakan sidik jari secara umum, namun untuk mesin sidik jari,
pembedaan seperti ini tidaklah cukup. Karena itulah mesin sidik jari
diperlengkapi dengan metode pengenalan Minutiae.
MINUTIAE
Minutiae berasal dari bahasa
inggris yang bisa berarti “barang yang tidak berarti” atau “rincian
tidak penting”, dan terkadang diartikan sebagai “detail”.
Seperti arti katanya, minutiae sebenarnya
merupakan rincian sidik jari yang tidak penting bagi kita, tetapi bagi
sebuah mesin sidik jari itu adalah detail yang sangat diperhatikan.
Untuk lebih jelasnya, minutiae pada sidik jari adalah titik-titik yang mengacu kepada:
- crossover: persilangan dua garis
- core: putar-balikan (U turn) sebuah garis
- bifurcation: percabangan sebuah garis
- ridge ending: berhentinya sebuah garis
- island: sebuah garis yang sangat pendek
- delta: pertemuan dari tiga buah garis yang membentuk sudut
- pore: percabangan sebuah garis yang langsung diikuti dengan menyatunya kembali percabangan tersebut sehingga membentuk sebuah lingkaran kecil
mesin sidik jari akan mencari titik-titik ini dan membuat pola dengan
menghubung-hubungkan titik-tik ini. Pola yang didapat dengan
menghubungkan titik-titik inilah yang nantinya akan digunakan untuk
melakukan pencocokan bila ada jari yang menempel pada mesin sidik jari.
Jadi, sebenarnya mesin sidik jari tidak mencocokkan gambar, tetapi
mencocokkan pola yang di dapat dari minutiae-minutiae ini.